6 bulan pertama pindah ke Bali, gw tinggal di daerah Denpasar karena saat itu gw lagi kursus fashion design dan lokasinya di Denpasar. Saat itu gw gunakan sebagai masa penjajakan untuk mengenal tinggal di Bali itu kayak apa. Karena gw anaknya pecicilan, ya tinggalnya doang di Denpasar tapi maennya kemana-mana, dari Canggu, Ubud, Sanur, Seminyak dll. Akhirnya gw menemukan daerah yang cocok banget untuk anak pecicilan dan kreatif kayak gw; Canggu. Biasanya orang Indonesia lebih suka tinggal di kawasan Kerobokan, Padang Sambian atau Renon. Karena daerah-daerah tersebut living costnya masih standar lokal. Sedangkan daerah-daerah lain seperti Seminyak, Sanur, Ubud, apalagi Canggu tarifnya udah tarif turis, harga kosannya bisa 5-8 x lebih mahal untuk KAMAR (iya, kamar doang bro!) dengan fasilitas yang relatif sama. Ketika tulisan ini dibuat, gw udah 1 tahun tinggal di kawasan Canggu and I’m totally loving it! Berikut alasan-alasannya:
- Aku yang terlalu pecicilan
Setelah dipikir-pikir dan dijalani, kalo gw tinggalnya di Denpasar tapi maennya tetep ke Canggu, yah ujug-ujug sama aja biayanya (biaya akomodasi + transportasi gojek + perawatan tubuh setelah naek gojek), ya mending sekalian aja tinggal di Canggu. Karena tunangan gw seorang surfer, dia pingin deket pantai dan daerah yang banyak restauran western food sesuai standar dia, jadi ya kita emang berencana cari investasi di daerah Canggu.
2. Selalu banyak event menarik dan seringnya gratisan
Berhubung gw masih belom nikah dan belom punya anak, tambah lagi gw kerjanya online, jadi gw punya banyak waktu yang flexible. Ini adalah kesempatan emas buat mencari ilmu dan networking dengan maksimal. Nah di Canggu itu banyak bisnis-bisnis yang bikin event-event gratisan buat promosi bisnisnya, dari yoga studio, restaurant, dll. Bukan cuma event dari pelaku bisnis, tapi juga komunitas-komunitas yang ada-ada aja, komunitas designers, restaurant owners, long-termers, art club, book club, dan lain-lain. Tiap minggu itu pasti selalu ada aja acara, networking events, dll. Gw seringnya sih yoganya gratisan, bisa sampe 6 x seminggu lho! Aku memang orangnya modis, sis! Modal diskon.
3. The people and the vibe
Uniknya Bali itu, setiap daerahnya memiliki tipe orang yang berbeda-beda. Contohnya Kuta; party lovers. Ubud is too hippie for me, Sanur biasanya oma-opa bule yang udah pensiun atau orang-orang yang udah berkeluarga. Jimbaran juga biasanya orang yang berkeluarga dan masih sibuk ngurusin anak. Canggu vibenya laid back tapi juga pekerja keras, coworking space paling banyak di Canggu. Banyak digital nomad yang tinggal disini, sama kayak gw (tapi digital nomad yang beneran biasanya jarang ke coworking space! haha!). Ketemu dengan orang-orang yang kerjanya remote bisa buat sharing knowledge buat gw dan juga networking.
4. Masih banyak warung lokal
Di Bali sih dimana-mana masih banyak juga makanan lokal kok, dengan harga lokal. Bahkan banyak juga bule-bule di Bali yang makannya di warung-warung. Yang gw suka, di daerah Canggu udah ada beberapa warung yang standar makanannya hampir lah kayak makanan bule tapi harganya gak mahal-mahal banget. Maksudnya, makan indonesia yang kayak salad, lauk, dll tapi pake nasi merah, red beans, brokoli, dll. Bukan sombong, tapi sekarang gw lebih peduli kesehatan, jadi gw lebih memilih makanan yang gak digoreng, lebih suka sayur-sayuran, dll. Nah di Canggu udah banyak yang begini dan harganya sekita 30k-40k, menurut gw itu masih murah. Emang sih jauh lebih mahal dibanding warung-warung yang lain, tapi gw gak sanggup kalo ngebayangin toxins yang ada di makanan-makanan itu!
5. Kawasan bule
Bagi gw, Bali kan daerah yang paling banyak bulenya di Indonesia. jadi tujuan gw emang untuk tinggal di kawasan bule, karena tujuan gw adalah untuk memakai bahasa Inggris gw, gw emang pinginnya tinggal di kawasan yang memaksakan gw untuk 80% nya pake bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia. Percuma gw tinggal di Bali tapi bahasa Inggrisnya gak dipake, ibarat kuliah ke luar negeri tapi temen gaulnya cuma sama orang Indonesia aja! Kebetulan, calon laki eke kan bule juga (ya emang lebih laku sama bule sih si mbaknya! haha), jadi lebih mudah kedepannya buat berkeluarga, banyak kegiatan untuk anak-anak juga disini, banyak keluarga mixed race dan internasional.
6. Lebih mudah dapet kerjaan
Untuk jenis pekerjaan gw yang di dunia kreatif dan digital, gw rasa lebih mudah gw connect dengan orang-orang disini. Kebanyakan sih client gw gak dari Bali (karena bule bali maunya rate murah, kebanyakan ya tapi Gak semua sih begitu), tapi kadang-kadang gw dapet juga client dari Bali. Well, sebenernya tinggal dimana aja gak menjamin juga sih kalo lo gak punya skill networking yang baik dalam bahasa Inggris. Tapi tinggal di Canggu seenggaknya membantu gw untuk mendapatkan kerjaan yang cukup untuk bayar kosan, jadi ya lumayan lah buat jaga-jaga.
7. Vitamin Sea!
Walaupun gak bisa berenang, I love beaches! Gw suka jalan, jogging atau cuma duduk-duduk di pantai, ngeliatin surfers bermain ombak, anak-anak kecil main di pantai, anjing-anjing yang lucu-lucu dan sering ada warga lokal yang latihan kesenian Bali. Pantai menurut gw adalah hiburan termurah, cuma bayar parkir, haha. Tinggal gelar tiker dan kita bisa nikmatin hidup. Ini yang paling enaknya tinggal di Bali, beda banget sama tinggal di kota besar yang cuma mall dan mall lagi. Ke pantai kita gak perlu dandan. The nature accepts us the way we accept them!
Sebenernya Canggu baru nge-hit sekitar 10 tahun ke belakang, setelah terjadinya tragedi terorisme Bali bombing. Orang-orang mulai merasa gak aman di Kuta dan mengeksplor daerah lain di Bali, seperti Ubud dan Canggu. Semenjak saat itu harga tanah dan properti di Canggu jadi naik drastis. Banyak yang bilang, dulu Sanur kondisinya seperti itu dan mulai ditinggalkan karena orang-orang beralih ke Canggu. Well, kalo gw sih sepertinya akan setia di kawasan sekitar Canggu, karena pantainya jelas beda dengan pantai di Sanur. Banyak juga yang pindah ke daerah Bukit dan Uluwatu karena Canggu terlalu ramai bagi mereka. Hhmmm, iya juga sih, Canggu adalah langganan macet (jadi gak cocok sebenernya kalo pake mobil, tapi apa daya aku takut belajar motor!), tapi kan gak juga tiap hari gw keluar rumah, tetep aja kerjanya seringnya dari rumah. Dan kalo suntuk, tinggal browsing event-event di Canggu. Seenggaknya selalu ada kelas yoga dan kelas dance tiap hari.
Sangat sangat sangat seru ceritanya cit, sehat selalu, dan semoga kita bisa ketemu lg cit… Mantaap jiwa, bakal tinggal di bali..
Woy bara nemu aja loo haha
Bagus tulisan nya
Halo Mbak Citra… saya sgt terinspirasi membaca tulisan mbak ttg pindah ke Bali, krn itu yang menjadi harpaan saya dan saudara saya dr 2019 tetapi krn berbagai hal saya baru bisa mewujudkan tahun depan..
Bersyukur menemukan tulisan mbak membuat saya mendapat wawasan dalam persiapan saya setahun ini?