Di zaman sekarang ini, punya gaji dalam dollar bukan lah hal yang wow lagi atau yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang bekerja di perusahaan minyak. Hanya bermodal internet pun semua orang bisa, asal kreatif dan mau mencoba. Beruntunglah kita yang tinggal di negara berkembang seperti Indonesia yang mana berpenghasilan dalam dollar bisa membuat kita hidup lumayan enak. Lewat situs-situs marketplace jasa seperti Fiverr, Upwork, Freelancer, PeoplePerHour dll, kita sebagai freelancer bisa terkoneksi dengan client dari berbagai negara.
Di tulisan ini gw mau berbagi pengalaman gw berjualan jasa lewat situs Fiverr, karena gw gak punya akun lain di situs freelancing yang lain. Karena, kebanyakan client gw bukan dari Fiverr dan mereka menggaji gw lebih besar daripada income gw dari Fiverr (dan tanpa potongan 20% segala), jadi gw punya akun Fiverr cuma buat jaga-jaga aja kalo-kalo sepi orderan dari luar, tapi so far sih, semenjak akun dibuat di bulan Maret 2019, sampe bulan ini udah 2,5 bulan off karena kebanyakan kerjaan.
Gw sendiri sudah memulai kerja online belum cukup lama, masih kurang dari 1,5 tahun per tulisan ini dibuat (yang seriusnya, dulu masih sampingan, sekarang udah jadi Pegawai Negeri Dunia Maya). Tapi gw baru punya akun Fiverr juga baru di bulan Maret 2019 ini (well, sebelumnya pernah juga sih, tapi gig jualannya super absurb; “I will listen to your problems with no judgement”, haha! Ternyata malah laku lho, padahal cuma jualan kuping!).
Pertama kenal Fiverr cuma coba-coba setelah waktu itu dikasih tau sama cowok yang lagi deketin gw (bule) karena dia sering ngebayar orang lewat Fiverr dan di Fiverr, kita gak harus apply sana-sini seperti Upwork atau bayar promosi ads seperti facebook atau website, karena Fiverr punya algoritma sendiri yang akan mempromosikan kita dengan sendirinya. Saat itu gw masih ngelakuin fashion design dan mempelajari tentang graphic design, belom PD buat apply kerjaan. Terus gw liat orang di Fiverr jualannya aneh-aneh tapi reviewsnya banyak (misal: “I will record myself singing happy birthday in the beach”, LOL!). So, saat itu gw kepikiran iseng aja bikin gig yang gak modal mikir: “I will listen to your problems without judgement” dengan harga awal USD 5 per 30 menit, dan menghasilkan USD 95 untuk bulan pertama gw (dan bertahan hanya satu bulan). Ya ampun, ternyata tanpa kuliah di psikologi pun gw bisa dibayar buat ngobrol ama orang! Haha! Terus gw tutup akunnya secara malu dong ya masa profesi gw jadi “professional listener”, malu dong kalo ada yang google nama gw, haha, ntar apa kata emak gw, capek-capek nyekolahin anaknya malah jadi PELACUR (Perempuan Tempat Curhat, haha!). Dan saat itu gw cuma coba-coba aja, toh kalo pun gak ada yang beli gw gak rugi apa-apa.
Sekitar 6 bulan setelahnya, dan gw juga udah makin banyak dapetin client, gw coba-coba bikin akun Fiverr lagi dan kali ini jualan jasa graphic design (bukan jasa odong-odong lagi, haha). Alasannya adalah karena waktu itu gw baru pindah ke Bali, jadi gw butuh jaga-jaga buat pengeluaran gw yang melonjak.
8 jam setelah buat akun, gw langsung mendapatkan order pertama gw, gw memulai harga dengan USD 10 dollar, karena sebelumnya gw udah punya pengalaman kerja online juga dan gw dibayar lebih, ya gw gak mau dong kerja di bawah angka itu. Setelah 1,5 bulan, gw naikin harga gw menjadi start from USD 25. Apakah itu mempengaruhi jumlah orderan yang masuk?? in my case sih kagak tuh, average selling gw USD 55 (gak gede juga sih, soalnya banyak juga kok yang basic packagenya di atas angka 350, tapi yang dijual beda sih..).
Walau pun gw membuat akun Fiverr baru ini dari bulan Maret 2019, tapi sampe Agustus 2019 gw udah out of office selama 2.5 bulan. Namun selama bulan di Fiverr, total income gw USD 997 (setelah dipotong 20% sama Fiverr) dan 22 order. Bisa dibilang, itu gak kecil untuk pemula, tapi gw lebih memilih cari klien dari luar karena mereka menggaji gw lebih besar, dan gw punya kemampuan networking dan marketing in English yang baik yang gak dimiliki banyak freelancer Indonesia. Gw juga tinggal di Bali, di kawasan bule, pertemanan gw sekarang banyaknya bule, abang gw yang kuliah di Australia juga menjadi salah satu network gw untuk mendapatkan orderan dengan harga yang lebih tinggi. So gw gak rely on Fiverr namun gw akui, situasi setiap orang berbeda-beda. Fiverr in general adalah cara tergampang untuk memulai kerja online berpenghasilan dollar, bahkan masih sekolah pun bisa (asal gak ngaku ya, haha).
Menurut gw salah satu hal yang membuat gw dapat client walopun tanpa rating (gw males mengejar rating, mengejar mas-mas aja gw males, haha!) dan raport gw kadang merah, tapi tetep gw dapet client karena bahasa Inggris gw. It’s not about grammar, but about knowing the sense of English. Emang sih kita bisa dibantu dengan Google Translate, tapi kita sendiri bisa tau kok mana bahasa mesin sama bahasa manusia, so client juga gitu. However, jangan berkecil hati kalo bahasa Inggris kamu masih pas-pasan atau malah pre-basic, karena itu bukan halangan. Hanya saja, memiliki bahasa Inggris yang baik bisa menaikkan rate dan menambah kepercayaan customer ke kita. Karena udah ada dua client yang ngasih tau ke gw kalo waktu dia lagi nyari freelancer buat project itu, dia kirim message ke banyak seller dan di antara seller-seller lain, gaya komunikasi bahasa Inggris adalah gw yang paling baik, so dia lebih convinced sama gw, di samping response rate gw yang cepat.
Terus, gw juga gak takut untuk menolak kerjaan yang menawar di bawah rate gw. Ternyata, menghadapi client itu sama dengan menghadapi cowok, mereka suka ditantang! Haha, semakin dichallenge mereka semakin mau!
In conclusion, untuk yang baru memulai kerja freelance, gw rekomendasikan memulai lewat Fiverr, karena gampang, gak pake ngurus-ngurus kontrak kerja dan billing dll. TAPI jangan lupa untuk tidak menggantungkan semua harapan dan kerja keras hanya di Fiverr atau situs serupa lainnya, karena, remember, it’s their home, not yours. Mereka bisa melakukan apa aja buat akun kamu tanpa kamu sadari. Ada beberapa kisah yang akunnya ditutup padahal uangnya belum dicairin dan dia juga kehilangan semua reviews dia. Jadi buat jaga-jaga, kalo emang perlu, reviews yang kita punya discreenshot juga. Gw juga kadang meminta client gw untuk memberikan review ke Facebook business page gw, jadi bisa gw cantumin juga di website gw. Join juga FB groups Fiverr Seller di Indonesia buat tanya-tanya dan minta masukan. Dan jangan cepat puas, cita-cita kita sebagai sebuah bangsa jangan mau dianggap bangsa tenaga murah. Tujuan gw kerja online adalah bukan hanya untuk berpenghasilan dalam dollar, tapi gw mau dihargai sama dengan orang yang berbeda ras dengan gw (si bule-bule itu), karena talent kita juga gak selalu berbeda dengan mereka dan yang pasti kita kerja dengan menggunakan software yang sama, so kenapa gw harus dihargai berbeda hanya karena latar belakang gw. Jadikan Fiverr sebagai stepping stone, bukan labuhan nasib.
makasih sudah berbagi informasi yang sangat bermanfaat sekali