Yang terjadi setelah lepas jilbab

by | Apr 29, 2020 | Lyfe Happens, Post Bahasa Indonesia

If you don’t know, I used to wear hijab and I took it off in 2015. So, sebelum Marshanda dan Rina Nose melakukannya, I’ve been there, done that. To clarify, this post is not about what my reasons are, I’m keeping it personal. Seperti judulnya, gw hanya akan menjabarkan apa yang terjadi dari semenit pertama gw melakukan hal tersebut sampai saat ini, beberapa tahun kemudian.

Saat gw melihat Marshanda dan disusul dengan Rina Nose melakukannya, gw seperti melihat refleksi kejadian hidup gw on a bigger level of course, karena mereka public figure, skala hujatan yang gw terima gak sebanding dengan apa yang mereka terima, walaupun kapasitasnya sebagai manusia sama, sama-sama punya perasaan.

Waktu itu gw punya sekitar 5000an friend list di Facebook karena dulu waktu kuliah gw punya OLshop, jadi gw selalu terima friend requests kalo dari cewek. Did I know that many people? Ya gak lah, bahkan yang mutual friendsnya ada 100an aja (karena satu almamater), gw gak tau siapa dan yang mana orangnya. Di IG gw yang lama saat itu gw punya 2000an followers karena dulu gw sering upload foto OOTD hijab gitu deh.

Lalu gw posting foto gw tanpa jilbab pertama kalinya di Facebook dan menghapus sebagian besar foto berjilbab gw (gile capek gw karena dulu gw bocah selfie, jadi foto gw ada ribuan bok, mana kalo di IG ngapusinnya satu-satu, haha). Di hari itu dan selama sekitar dua mingguan inbox gw penuh, baik di FB dan BBM (dulu masih jamannya BBM ciinn) mulai dari orang-orang yang katanya temen gw dan sampe ke orang-orang yang gak tau kenal dari mana. Respon yang gw dapat beragam, tapi sayangnya 90%nya negatif dan kasar. All of the sudden, semua orang merasa berhak untuk menghujat, menghakimi dengan dalih ‘mengingatkan’. Yang kasih judgement juga kebanyakan orang-orang yang masih belom pake jilbab saat itu atau sering lepas-pasang jilbab. Kaum laki-laki juga ada yang melakukan hal yang sama, kata-kata seperti “menjijikkan!” , “setan lo” , “lo kritis tapi otak lo dangkal”, “dajjal!” dan bahkan yang lebih parah daripada itu, gw udah terima. Dulu gw hapus dari postingan gw, tapi belakangan gw biarin aja. Mereka yang berfikir menelanjangi gw dengan kata-kata dan penghakimannya, sebenarnya membuka baju mereka sendiri. Oh jadi gini ya orang-orang yang ngakunya temen gw. Apalagi orang-orang yang negor gak pernah, komen postingan gw gak pernah, segala gak pernah, tiba-tiba membanjiri sumpah serapah, terus pake ngancem mau unfriend segala, ya monggo wae matur nuhun gaessss… Atau kalo yang gak ngehujat, pada kepo, dan minta penjelasan, gw sering ketawa kalo waktu denger, “sekarang lo jujur ya sama gw…” , LOL… As if gw berkewajiban untuk memberi penjelasan ke semua orang, “Kalo lo emang anggap gw temen lo, lo harus bilang sama gw…” gw tanya balik, “Kalo emang lo temen gw, apa lo gak akan bisa nerima gw apa adanya? Apakah kualitas gw sebagai seorang teman berkurang hanya karena pilihan prinsipal gw? Kalo emang lo merasa begitu dan merasa gw memberikan dampak buruk bagi lo, you’re more than welcome to leave.”

Has anyone left me for that? Of course, and I respect that. They do what they think is good for them, if it means cutting ties with me because seeing my non-hijab photos on soc-med is disgusting for them, I support their decision.

Pihak keluarga gw juga akhirnya tau dan pastinya kaget, it took time dan akhirnya mereka mau menerima that everyone has their own journey. Lagian mereka my parents, yang namanya orang tua, mereka pasti sayang sama anaknya dan gak terima kalo anaknya dihina-hina orang. Keluarga yang lain, a.k.a sodara dan sodara-sodaraan, ada yang ngomongin gw di belakang dong pastinya, tapi ketahuan, walau pun gw pura-pura gak tau.

Waktu gw pake jilbab, cowok-cowok yang PDKTin gw (yang kesannya calon menantu dan imam idaman dari luar), sering minta photo lepas jilbab, dengan syarat “buat mereka aja, kalo ke luar gak boleh” alasannya ‘aku lagi cari istri jadi harus tau’ (LOL, dia yang cari istri kenapa gw yang disuruh buka jilbab!). Setelah gw lepas jilbab, gak ada lagi yang minta foto lepas jilbab karena udah dilepas juga wkwkwk… Apakah ada yang berani minta foto buka lebih? Dalam kasus gw sih sejauh ini belom ada, mungkin karena sekarang gw juga lebih savage dan berani mengungkapkan pikiran gw, jadi pada takut di-roast kali ya… Tambah garang gw soalnya, haha.

Beberapa tahun setelahnya, dua orang cowok yang dulu meninggalkan gw ngehubungin gw dengan alasan yang sama, “khawatir lihat cihud sekarang yang udah gak kayak dulu lagi pakaiannya dan gaya hidupnya. Apakah ini karena dikecewain cowok?” Lol bused dah… gw ngerokok enggak, minum enggak, gw rajin belajar menambah skill gw, pencapaian gw ada, gw pekerja keras, gw mampu menghidupi gaya hidup gw sendiri, penghasilan gw pun lebih tinggi dari mereka, dan mereka bilang gw rusak. FYI, they both smoke. And one was cheating on his wife.

Lama kelamaan, hujatan reda, mungkin mereka capek juga dan I continue with my life. I do what I love doing, I love learning new things, creating something, and I love sharing and helping people to grow. I share my knowledge for free. Kerja keras gw juga mulai berbuah, dan kadang gw membagikan itu disosial media. Sayangnya orang-orang yang dulu menghakimi dan menghujat dengan dalih ‘peduli’ gak pernah menunjukkan keperduliannya lagi.

Beberapa hari yang lalu scrolling down the internet dan nyasar ke IGnya Awkarin. In case you dont know, dia salah satu influencer kontroversial pada masanya karena perubahannya dari juara kelas ke juara gelas, lol, dan tingkah lakunya ketika dia remaja. Walopun dia belom pernah lepas pasang jilbab, dia udah puas lah ya dihujat karena keababilannya. Ternyata dia sekarang udah berubah, konsep ‘keakuannya’ sudah berkurang dan membantu banyak orang di umur semuda itu dia punya perusahaan sukses. Gw lihat kolom komentarnya, di setiap postingan positif, jumlah responnya sedikit, kecuali komen jualan OLshop. Tapi di postingan dimana pakaian dia dianggap berbeda bagi orang lain, respon negatifnya curah ambyarrr. Yah namanya juga hidup. You’ll never be good for people who just want to see the bad in you.

About the gal

Hey there!

I'm Citra Ayu, a fashion designer-turned-graphic designer, living her best life in Bali, Indonesia. A creative soul with a restless mind who’s not afraid of trials and errors and then shares them to the world. Has a Youtube channel about sewing-and-design-related stuff. Been attached to the internet since 1998. This blog is the digital documentation of my life journey and thoughts from time to time. Click here to read more about me. 

Join the email tribes!

Stay in touch and be the first to know whenever I update new content! Choose the mailing list based on your interests (you can sign up to one or all of them!). My mailing lists are where I share my freebies and tips and tricks!

 

On Youtube:

3 Comments

  1. Lengga Pradipta

    haiii.. i knew you since you wrote in blogspot Pink DNA if im not mistaken. and coincidently, we are from the same homeland, Minang 🙂
    and guess what, i adore you for being bold and different. only few people can stick with that 🙂
    keep up your good work, always citra!

    Reply
    • Mayang laksmi

      Hi kak citra, akupun pernah begitu, karena dulu waktu SMA aku anak rohis, osis dan emang pake bajunya besar (ngikutin peraturan sekolah), tapi waktu kuliah aku lepas jilbab karena pengin aja dan karena tempat kuliahku juga yg UWOW semua serba cepat makan sama pake baju aja di hitung 1menit harus selesai, jadi aku ga pake jilbab aja karena biar aku bisa lebih cepat kalau pakai baju persiapanya engga kelamaan. Pernah juga loh ada yg bilang “kamu kafir ya? Kok ga pake jilbab, temen2 cewe kamu yg islam pake jilbab semua” disitu mau marah tapi ku tahan karena aku orangnya ga suka berantem, tapi yaah sudahlah banyak banget yg menghakimi kupingku jadi tambah tebal epenkah bodo amat, ini kan hidupku aku yg bertanggung jawab atas apa keputusan yang aku ambil. Walau aku ga pake jilbab tapi aku masih punya Agama, aku pengin hidup dengan caraku selama itu membuat aku nyaman, tetap berkarya dan aku juga engga merugikan oranglain.
      Aku suka baca tulisanya kak citra, teratur dan mudah di pahami, rasannya ngikutin banget cerita di dalamnya sampe terbawa emosi hahaha, ini sampe aku juga comment panjang banget, semangat terus kak citra! Thankyou for always inspiring people
      ?

      Reply
  2. Annisa Hikma

    Girl… We’re the same. I used to wear hijab when I was younger but approaching my young adults life (my twenties) I decided to not wear hijab anymore and most of my friends turned out to be the kind of people that I thought they wouldn’t be, they showed me their true colours; judgemental and they didn’t accept me for who I am or what I chose to be. Hijab doesn’t define what kind of person we are. What defines us is how we treat others kindly. I salut your courage to be different and stand out. Don’t bother what other people say about you because you don’t owe them a living.

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About the gal

Hey there!

I'm Citra Ayu, a fashion designer-turned-graphic designer, living her best life in Bali, Indonesia. A creative soul with a restless mind who’s not afraid of trials and errors and then shares them to the world. Has a Youtube channel about sewing-and-design-related stuff. Been attached to the internet since 1998. This blog is the digital documentation of my life journey and thoughts from time to time. Click here to read more about me. 

Join the email tribes!

Stay in touch and be the first to know whenever I update new content! Choose the mailing list based on your interests (you can sign up to one or all of them!). My mailing lists are where I share my freebies and tips and tricks!

 

On Youtube:

More posts on the blog

Get in touch!

Wanna say 'Hello'? Awesome! I'd love to hear from you! But first, HOUSE RULES1.) Be Nice, 2.) Don't try to pitch me anything. Cool with that? Fill out the form below and I'll get in touch with you 😀 

8 + 6 =